403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID By7qmp2s91ZRQRD3AlGa9eohsaxEU-p246wXpqPUeE67BLLa8kHTHQ==Kinikita dapatkan informasi resminya. Pengaturan waktu dan kegiatan pembagian raport, libur semester 1 dan KBM semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022, sebagai berikut: 23 Desember 2021 Tanggal Penetapan Rapor Semester 1 23 - 24 Desember 2021 Pembagian Rapor Semester 1 25 Dessember 2021 Libur Natal 27 Desember 2021 - 7 Januari 2022 Libur Semester 1
JAKARTA, – Dalam mengantisipasi lonjakan Covid-19 pada momentum libur Hari Natal 2022 dan Tahun Baru 2022 Nataru, pemerintah telah membuat sejumlah kebijakan. Salah satunya adalah dengan diterbitkannya Instruksi Menteri Dalam Negeri Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 saat Nataru. Adapun, dalam kebijakan itu dikatakan pembagian raport semester 1 diminta untuk dilakukan Januari 2022. Lalu, juga tidak meliburkan secara khusus pada periode libur Nataru. Terkait itu, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru P2G Satriwan Salim menyampaikan, agar proses pencegahan ini bisa dilakukan dengan baik, pemerintah juga perlu membuat aturan turunan dari Inmendagri 62/2021. “Kemendikbudristek, Kemenag, dan pemda segera membuat surat atau instruksi yang menjelaskan bahwa penerimaan rapot itu dijadikan Januari,†ujar Satriwan, Rabu 1/12. Kata dia, kebijakan itu terus diperbincangkan oleh satuan pendidikan karena masih belum adanya arahan resmi dari pihak terkait, seperti pemerintah daerah ataupun dinas pendidikan setempat. “Jadi kami meminta kepala daerah itu perlu menindaklanjuti inmendagri terkait penundaan rapot menjadi Januari, termasuk penundaan libur,†ujarnya. Menurutnya, arahan pencegahan peningkatan kasus Covid-19 ini tidak akan berjalan dengan semestinya apabila dari pihak terkait tidak ada tindak lanjut yang lebih serius. “Karena sekolah tidak akan bergerak kalau belum ada surat keputusan dari kepala daerah dan kepala disdik,†tandasnya. Tidak Berlibur Libur sekolah semester satu segera tiba, kegiatan ini berbarengan momentum libur Nataru. Hal tersebut pun dikhawatirkan berpotensi meningkatkan mobilitas masyarakat. Satriwan pun mengimbau kepada para orang tua, siswa, dan guru untuk tidak pergi berlibur. Sebab, jika masih membandel, ini juga akan merugikan dunia pendidikan. “Mobilitas masyarakat ini berakibat pada sebaran covid, yang rugi kan dunia pendidikan, kami mengimbau untuk meningkatkan kepedulian pada diri sendiri dan sesama untuk menunda liburan,†jelasnya. Ditambah lagi adanya varian baru Covid-19, yaitu Omicron menambah potensi hadirnya gelombang ketiga. Meskipun belum terdeteksi di Indonesia, sebaiknya kegiatan yang menimbulkan kerumunan ditunda lebih dulu. “Kalau Indonesia terjangkit covid apalagi omicron, yang rugi kan kita, dan jangan merasa arogan, merasa kita aman meskipun kita sudah divaksinasi. Jadi mohon untuk tidak pergi ke tempat-tempat wisata ketika nataru,†terangnya. Menurutnya juga, apabila seluruh elemen dunia pendidikan sepakat untuk tidak melakukan liburan, diyakini tidak akan ada gelombang baru. Pasalnya, jumlah daripada siswa dan guru pun sangat banyak. “Iya betul karena angkanya besar, guru yang ada 3,2 juta, siswa itu 58 juta, anggap yang berpotensi liburan itu 1/3 ada 20-an juta siswa, bayangkan mobilitasnya tinggi sekali, ditambah orang tuanya,†tutur Satriwan. “Kalau guru, ortu dan siswa mampu menahan diri untuk tidak bepergian, ini akan sangat membantu terhadap lingkungan dan negara untuk mengantisipasi covid karena angkanya yang sangat tinggi,†pungkasnya.jp JAKARTA, – Dalam mengantisipasi lonjakan Covid-19 pada momentum libur Hari Natal 2022 dan Tahun Baru 2022 Nataru, pemerintah telah membuat sejumlah kebijakan. Salah satunya adalah dengan diterbitkannya Instruksi Menteri Dalam Negeri Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 saat Nataru. Adapun, dalam kebijakan itu dikatakan pembagian raport semester 1 diminta untuk dilakukan Januari 2022. Lalu, juga tidak meliburkan secara khusus pada periode libur Nataru. Terkait itu, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru P2G Satriwan Salim menyampaikan, agar proses pencegahan ini bisa dilakukan dengan baik, pemerintah juga perlu membuat aturan turunan dari Inmendagri 62/2021. “Kemendikbudristek, Kemenag, dan pemda segera membuat surat atau instruksi yang menjelaskan bahwa penerimaan rapot itu dijadikan Januari,†ujar Satriwan, Rabu 1/12. Kata dia, kebijakan itu terus diperbincangkan oleh satuan pendidikan karena masih belum adanya arahan resmi dari pihak terkait, seperti pemerintah daerah ataupun dinas pendidikan setempat. “Jadi kami meminta kepala daerah itu perlu menindaklanjuti inmendagri terkait penundaan rapot menjadi Januari, termasuk penundaan libur,†ujarnya. Menurutnya, arahan pencegahan peningkatan kasus Covid-19 ini tidak akan berjalan dengan semestinya apabila dari pihak terkait tidak ada tindak lanjut yang lebih serius. “Karena sekolah tidak akan bergerak kalau belum ada surat keputusan dari kepala daerah dan kepala disdik,†tandasnya. Tidak Berlibur Libur sekolah semester satu segera tiba, kegiatan ini berbarengan momentum libur Nataru. Hal tersebut pun dikhawatirkan berpotensi meningkatkan mobilitas masyarakat. Satriwan pun mengimbau kepada para orang tua, siswa, dan guru untuk tidak pergi berlibur. Sebab, jika masih membandel, ini juga akan merugikan dunia pendidikan. “Mobilitas masyarakat ini berakibat pada sebaran covid, yang rugi kan dunia pendidikan, kami mengimbau untuk meningkatkan kepedulian pada diri sendiri dan sesama untuk menunda liburan,†jelasnya. Ditambah lagi adanya varian baru Covid-19, yaitu Omicron menambah potensi hadirnya gelombang ketiga. Meskipun belum terdeteksi di Indonesia, sebaiknya kegiatan yang menimbulkan kerumunan ditunda lebih dulu. “Kalau Indonesia terjangkit covid apalagi omicron, yang rugi kan kita, dan jangan merasa arogan, merasa kita aman meskipun kita sudah divaksinasi. Jadi mohon untuk tidak pergi ke tempat-tempat wisata ketika nataru,†terangnya. Menurutnya juga, apabila seluruh elemen dunia pendidikan sepakat untuk tidak melakukan liburan, diyakini tidak akan ada gelombang baru. Pasalnya, jumlah daripada siswa dan guru pun sangat banyak. “Iya betul karena angkanya besar, guru yang ada 3,2 juta, siswa itu 58 juta, anggap yang berpotensi liburan itu 1/3 ada 20-an juta siswa, bayangkan mobilitasnya tinggi sekali, ditambah orang tuanya,†tutur Satriwan. “Kalau guru, ortu dan siswa mampu menahan diri untuk tidak bepergian, ini akan sangat membantu terhadap lingkungan dan negara untuk mengantisipasi covid karena angkanya yang sangat tinggi,†pungkasnya.jp
PembagianRapor Hasil Ujian Semester 1, Tahun Pelajaran 2021-2022 Sabtu, 29 Januari 2022 lapangan putra sudah penuh dengan santri dan santriwati berseragam lengkap baik pramuka maupun PMR, sejak pagi-pagi sekali sekitar pukul 07.00. Hal ini sudah sesuai dengan yang tertera dalam kalender pendidikan yang beragendakan pembagian rapor santri.
De plus en plus de provinces ont décidé de retarder le retour en classe des enfants, tandis que le nombre de cas d'infection à la COVID-19 continue à battre des records au pays. • À lire aussi COVID-19 François Legault fera le point à 17h • À lire aussi COVID-19 plus de 14 000 nouveaux cas aujourd'hui • À lire aussi La plateforme web de dépistage du gouvernement en panne Le gouvernement de François Legault a annoncé jeudi que les écoles primaires et secondaires du Québec, qui devaient rouvrir le 10 janvier 2022, allaient finalement être fermées jusqu’au 17 janvier 2022, soit une semaine supplémentaire. Dans la mesure du possible, l’enseignement sera offert à distance et les services de garde resteront ouverts pour les travailleurs essentiels. Lors du point de presse, il a assuré que le maximum allait être fait pour permettre la réouverture à cette date afin que les élèves puissent reprendre les cours en présentiel. Pour sa part, l'Ontario a finalement annoncé, jeudi, qu’elle repoussait la rentrée des classes au 5 janvier au lieu du 3 janvier 2022 et que celle-ci se déroulera en présentiel. Le report de deux jours vise à donner du temps aux écoles de se préparer adéquatement. Le gouvernement ontarien croit que l'enseignement en présentiel est essentiel à la santé mentale, au développement et au bien-être des enfants et des jeunes. Mercredi, pas moins de sept provinces, dont la Colombie-Britannique, l’Alberta, l’Ontario et le Québec, ont battu des records de contaminations tandis que plus de 30 000 cas ont été recensés au pays en 24 heures, du jamais vu. Il s’agit d’un nombre pratiquement quatre fois plus élevé que lors des sommets de la deuxième et de la troisième vague. Craignant le pire, au moins quatre autres provinces ont donc jusqu'ici décidé de retarder le retour en classe des enfants. La Colombie-Britannique a annoncé mercredi que les élèves de la maternelle à la fin du secondaire demeureront une semaine de plus en vacances, afin de donner plus de temps à la Santé publique pour préparer leur retour sur les bancs d’école. Les écoles ont mis en place des protocoles pour garder les étudiants et le personnel en sécurité lors des deux dernières années, mais avec la pandémie qui change, nos protocoles doivent s’adapter», a fait valoir la médecin hygiéniste en chef de la province, la Dre Bonnie Henry. Pour sa part, Terre-Neuve-et-Labrador a décidé que les enfants reprendront bel et bien leurs cours dès le 4 janvier, mais en ligne. Cette directive sera réévaluée hebdomadairement, a précisé le premier ministre Andrew Furey. La dernière chose que tout le monde souhaite, c’est un autre confinement, alors nous tentons de trouver un équilibre entre la réduction de la transmission et le fait de permettre aux gens de faire des activités, pour leur bien-être», a exposé la médecin hygiéniste en chef de la province, la Dre Janice Fitzgerald. Mardi, la Nouvelle-Écosse avait aussi indiqué que ses élèves ne retourneraient pas en classe avant le 10 janvier, plutôt que le 6 comme initialement prévu. La ministre de l’Éducation Becky Druhan avait expliqué que ce décalage permettrait aux parents de surveiller l’apparition de symptômes de la COVID-19 post-festivités chez leurs enfants, ainsi que de prendre rendez-vous pour les faire vacciner. Visionnaire, le Manitoba a, de son côté, pris de l’avance sur les neuf autres provinces en retardant le retour en classe au 10 janvier dès le 22 décembre, aux premiers jours de la vague Omicron. Allant à contre-courant, la Saskatchewan est quant à elle la seule province, pour le moment, a avoir clairement indiqué qu’elle ne compte par reporter le retour en classe. Les mesures de prévention, comme le port du masque, le lavage des mains, la distanciation physique, rester à la maison quand on est malade et surtout se faire vacciner permettent un retour en classe sécuritaire pour les enfants», a fait valoir un porte-parole du gouvernement dans une déclaration envoyée à CTV News mercredi. À voir aussi PembagianRaport Semester Ganjil: 21-31 Desember 2020: Libur Semester Ganjil: 24 Desember 2020: Cuti Bersama Hari Raya Natal: 25 Desember 2020: Hari Raya Natal: 26, 29, 30, 31 Desember 2020: 18 Juni 2021: Pembagian Raport Semester Genap: 20 Juni - 11 Juli 2021: Libur Akhir Tahun Pelajaran 2020/2021: