Minggu, 05 Januari 2020 Edit Hidup adalah sebuah perjalanan karena itu tempuhlah sampai finish. Perjalanan di tahun 2020 baru dimulai beberapa hari. Hari ini kita telah sampai di anak tangga ke 5 dari 365 anak tangga yang akan kita lewati. Dan kita baru berada di Minggu pertama dari 52 minggu yang akan kita jalani. Masih banyak langkah yang mesti kita tapaki. Masih panjang perjalanan di tahun ini. Sebuah perjalanan yang panjang membutuhkan keteguhan agar menjadi perjalanan yang bermakna dan memberi arti. Bukan sekedar perjalanan untuk melalui waktu demi waktu. Bukan sebuah perjalanan yang melelahkan dan menguras energi. Bukan juga perjalanan yang membosankan. Tapi sebuah perjalanan bersama Tuhan yang luar biasa. Berjalan bersama Tuhan adalah sebuah keputusan. Seperti halnya Israel dibawah kepemimpinan Musa mengikuti Tuhan, sebagai penuntun, dan pemelihara hidup mereka. Allah juga telah memilih dan mengkhususkan Israel sebagai sebuah bangsa pilihan Allah. Allah telah mengikat janji dengan nenek moyang mereka Yakni Abraham, Ishak dan Yakub. Supaya perjalanan bersama ini berlangsung dengan baik maka Tuhan yang memelihara itu memberikan sepuluh perintahNya untuk diikuti oleh bangsa pilihan Allah sebagai konsekwensi dari pilihan untuk berjalan bersama Tuhan. Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Kemahabesaran Allah ini dinyatakan di hadapan Israel melalui guruh yang mengguntur, kilat sambung menyabung, dan gunung berasap. Israel tidak sanggup melihat dengan mata kepala sendiri apa yang sedang terjadi. Pemandangan dan suara yang terdapat di Sinai menyebabkan orang Israel ketakutan dan mundur ke bagian lain dari lembah itu. Musa menyuruh mereka berhenti merasa takut seperti pengecut. Allah tidak menakut nakuti bangsa itu. Tetapi Allah menunjukkan kuasaNya yang dasyat supaya orang-orang Israel akan mengetahui bahwa Dialah Allah yang sejati dan dengan demikian Israel akan menaati Allah. Berbeda dengan Israel yang takut dan gentar, Musa mendekat embun yang kelam di mana Allah ada. Musa dipakai Allah untuk menyampaikan firman Allah kepada umat Israel. Musa tahan masuk ke dalam kekelaman Allah. Allah yang memanggilnya yang membuatnya tahan. Ketika Allah berkenan atas kehidupan kita maka Ia mengaruniakan keteguhan untuk hidup dalam Allah dan bertahan dalam perjalanan. Allah adalah Allah dalam kemahabesaranNya. Karena itu, marilah kita menyembah dan mensyukuri hidup yang dianugerahkanNya. Allah menyatakan kedahsyatan dan kemahakuasaanNya agar umat ciptaanNya mengenal Allah dan taat kepadaNya. Marilah kita bersandar sepenuhnya pada Allah dalam perjalanan hidup di tahun 2020. Mari kita terus menerus menghayati dan memaknai setiap peristiwa, yang terjadi dalam hidup kita, sehingga semakin mengenalNya, semakin dekat denganNya serta semakin mengerti dan mau melakukan kehendak-Nya. Jangan menyerah di tengah perjalanan. Meski ujung jalan masih tersembunyi, entah hampir sampai atau masih jauh tapi kita percaya, Allah yang dahsyat membimbing langkah kita. Tempuhlah perjalanan ini bersama Tuhan. Jalanilah hari demi hari sesuai maksud Tuhan. Jangan takut dan ragu, beriman tetap teguh. Selamat hari minggu. Tuhan memberkati. Amin
Bacaan Firman Tuhan Mazmur 121 1b-7 Para peziarah yang melakukan perjalanan naik ke Yerusalem maupun kembalinya mereka ketempat kediamannya memperlihatkan kesulitan dan bahaya dalam perjalanan yang mereka lalui bisa saja ada bahaya maupun bencana yang mengusik keselamatan mereka. Namun demikian, walaupun pikiran seperti itu muncul, mereka dengan yakin dan penuh sukacita menyatakan “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi”. Mazmur ini memperlihatkan keyakinan pada perlindungan Tuhan yang pasti kepada umat yang sedang berjalan menuju maupun kembali dari rumah Tuhan’. Bahwa umat yang mengarahkan tujuan dan yang mengawali hidupnya kepada Tuhan akan mendapatkan perlindungan. Sukacita dan kebahagiaan orang percaya dalam menjalani kehidupannya adalah karena iman kepada Tuhan satu-satunya sumber kehidupan, yang tidak pernah telelap untuk menjaga dan yang senantiasa menuntun disisi umatNya. Melalui Mazmur ini kita belajar bagaimana umat Allah yang melakukan perjalanan ziarah tanpa ragu dan bersungut-sungut. Iman menjadi andalan perjalanan hidup umat yang percaya kepada Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, betapapun sulit dan berbahayanya jalan yang akan dilalui. Semangat umat Allah dalam perjalanan ziarah yang dilakukannya mengajar dan mengingatkan kita pada kuasa Allah. Walaupun kita tidak bisa melihat bahaya maupun kesulitan yang dapat menghalangi perjalanan kehidupan kita, namun kuasa Allah akan bekerja menyelamatkan dan memberikan yang terbaik kepada setiap orang yang melangkahkan kehidupannya dengan iman teguh kepada Tuhan. Seperti perjalanan ziarah yang harus menghadapi tantangan bahaya sebelum tiba di kota Allah. Demikian halnya perjalanan kehidupan kita, bahwa hanya Tuhan satu-satunya penyelamat yang sejati yang menciptakan alam semesta. Walaupun ada banyak tawaran-tawaran keselamatan yang dicoba diberikan oleh manusia, namun itu bukanlah keselamatan yang sejati. Kuasa Allah yang sejati telah diperlihatkan pada kita di dalam Yesus Kristus, yang menjadi juruselamat kehidupan kita yang abadi. Hidup orang percaya kepada Kristus bukanlah hidup yang di lingkupi ketakutan dan kekawatiran, tetapi hidup orang percaya adalah hidup orang-orang yang bersukacita dan semangat mengandalkan kuasa Allah.
Tigacara untuk berjalan dalam rencana Tuhan, melalui: 1) Mengenal kehendak Tuhan (Kolose 1:9-12; Filipi 4:8-9). 2) Meminta Kehendak Tuhan ( (1 Petrus 2:1-4). 3) Memprioritaskan Kehendak Tuhan (Filipi 4:8-9). Setelah mendengar khotbah ini, diharapkan kita jadi tahu atau memahami cara untuk masuk dalam rencana Tuhan dan mempraktekkannya. “–sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” 2 Korintus 57. Kata dalam bahasa Yunani yang digunakan Paulus di dalam 2 Korintus 57 adalah peripateo yang berarti melangkah berkeliling dari satu tempat ke tempat lain atau berjalan kaki. Hal ini dapat kita mengerti karena pada saat itu, Paulus melakukan pelayanan dengan berjalan kaki menuju ke Palestina, Asia Kecil, dan beberapa kota di Eropa. “Peri” berarti berkeliling, dan “pateo” berarti melangkah. Apakah kita perlu berjalan dengan iman? Paulus menggunakan istilah hidup karena percaya iman. Kita hidup dengan apa yang kita ketahui, dan bukan dengan apa yang kita lihat. Manusia memiliki lima indra penglihatan, perasa, peraba, penciuman, dan pendengaran. Namun, ada indra keenam yang hampir pasti dimiliki oleh semua manusia perasaan rohani yang dengannya kita berkomunikasi dengan Allah. Saya tidak melihat, menyentuh, merasa, mencium, atau mendengar Allah, tetapi saya sudah pasti berkomunikasi dengan-Nya. Komunikasi ini pasti terjadi karena kita memiliki roh yang bersatu dengan Roh-Nya. “Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani”1 Kor. 213-14. Paulus membandingkan perasaan rohani dengan perasaan fisik yang ia miliki, “Tetapi seperti ada tertulis “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah”1 Kor. 29-10. Memang ada saat-saat di mana hubungan manusia terputus dari hubungannya dengan Roh Allah. Sebaliknya, segera setelah manusia menerima keselamatan–kita “dilahirkan kembali,”–kita kembali terhubung dengan Allah yang menjadi penuntun dan penolong dalam kehidupan kita. Pada titik itu, kita mulai mendengar dan mengerti apa yang dikatakan Allah kepada kita. Kita mulai melihat kehidupan dari sudut pandang ilahi-Nya ketimbang melihat terbatas hanya kepada sudut pandang manusiawi saja. Ilustrasi Berjalan Dengan Iman Ada kisah mengenai seekor kijang di Afrika yang mampu melompat setinggi 3 meter dan melewati jarak hampir 9 meter. Namun, binatang ini dapat dengan mudah dikurung di dalam kebun binatang yang dikelilingi oleh pagar-pagar tertutup dengan tinggi tak lebih dari 1 meter. Harusnya mereka dapat dengan mudah melompati pagar itu untuk lari bukan? Namun, pada kenyataannya mereka tidak akan melompat jika mereka tidak dapat melihat di mana mereka akan mendarat. Mereka tidak mengetahui bahwa bumi ini sama di luar maupun di dalam pagar. Akibatnya, mereka akan terus terkurung di dalam kandang karena terbatas hanya pada apa yang mereka lihat. Mungkin kisah di atas bisa menjadi contoh perbedaan antara penglihatan manusiawi dan penglihatan rohani. Secara manusia, mungkin kita tidak dapat melompati tembok masalah–karena kita tidak tahu pasti di mana kita akan mendarat nantinya. Namun, dengan indra rohani kita, kita dapat memutuskan untuk melompati tembok masalah itu. Kita tidak tahu ada apa dibalik tembok itu, namun kita yakin karena Allah telah melihatnya. Ia tidak akan pernah memanggil kita untuk pergi ke tempat atau melakukan sesuatu yang tidak benar. Apakah itu beberi kita mengabaikan akal sehat kita? Lantas apa gunanya kelima indra kita yang lain itu? Jawabannya tentu saja tidak. Allah memberikan kita kelima indra itu sebagai penerima–pintu gerbang informasi ke dalam kehidupan kita. Inti dari berjalan dengan iman adalah berjalan dengan tidak dibatasi oleh informasi-informasi itu. Berjalan dengan iman juga bukan berarti hidup irasional atau tanpa pertimbangan, melainkan berjalan dengan menambahkan sudut pandang Allah ke dalam sudut pandang kita. Pertimbangan ilahi ini yang melampaui pertimbangan manusiawi kita. Saya akan menceritakan kisah lain yang memudahkan pemahaman kita. Ada sebuah peristiwa kebakaran di daerah New York, Amerika. Kebakaran ini terjadi di sebuah apartemen bertingkat di mana seorang anak perempuan yang buta sedang berada di jendela lantai empat gedung tersebut. Sayangnya, keadaan yang tidak memungkinkan memaksa anak itu harus lompat ke bawah agar dapat selamat. Para petugas pemadam kebakaran datang dengan sebuah jaring raksasa dan menyuruh anak perempuan tersebut untuk lompat ke jaring–jaring yang tidak dapat dilihatnya. Tentu saja anak itu terdiam di pinggir jendela, di mana api mulai merambat ke sekitarnya. Tiba-tiba ayah dari anak perempuan ini tiba di bawah dan langsung berteriak kepada putrinya. Ia mengatakan bahwa ia ada di bawah sana menunggu sang anak melompat. Saat itu adalah saat yang paling tidak masuk akal bagi seorang anak buta untuk melompat–namun ia melompat juga. Dengan tenang ia melompat dan tiba di jaring tanpa terluka sedikit pun. Lantas, apa yang mengubah situasi itu? Mungkin hanya suara sang ayah yang ia kenal. Suara yang ia percayai sepenuhnya suara ayahnya yang selalu inginkan yang terbaik bagi dirinya. Ketika ia percaya akan hal ini, semuanya berubah drastis. Mungkin ia sudah mati terbakar bersama dengan gedung itu, namun kini ia tetap hidup. Yang tidak masuk akal menjadi masuk akal ketika ia menambahkan sudut pandang kepercayaan kepada bapanya. Terkadang kita seperti anak perempuan yang buta itu. Ia benar-benar buta, seperti kita yang terdiam di salah satu sisi kehidupan, tidak melakukan apa pun yang tidak dapat kita lihat atau apa yang tidak kita mengerti. Hanya ketika kita percaya kepada suara Bapa, barulah kita memiliki kemampuan untuk tenang dan mengetahui bahwa kita akan aman. Ia dapat menjelaskan bahwa meski pun kita tak melihat, ada sesuatu yang indah di sana. Namun, kita harus berjalan melaluinya meski pun rasanya tidak mungkin atau terlalu beresiko. Itulah yang disebutkan berjalan dengan iman. Siapkah teman-teman berjalan maju? Berjalan dengan Iman pada Tuhan Allah? Recommended for you Bagaikanangin yang terbang melesat. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun, semua karena Tuhan. Seribu langkah telah kita tapaki. Meniti hari disepanjang tahun ini. Suka dan duka kita lewati. Senyum dan tawa kita jalani. Ada untung ada rugi. Ada datang ada pergi. Mudah sekali bagi setiap orang yang sedang mengalami kesulitan hidup, dalam keadaan terjepit apalagi dalam keadaan tidak berdaya mempertanyakan kasih Tuhan dan mempertanyakan perlindungan Tuhan. Dalam keadaan seperti itu memang tampaknya Tuhan jauh, tidak terlihat secara kasat mata, sehingga kita pikir bahwa Ia tidak hadir dan kita merasa berjalan sendiri. Kita meragukan janji penyertaan Tuhan. Namun ketika semua peristiwa sulit berlalu dan Tuhan menyingkapkan kehadiran-Nya barulah kita sadar bahwa sesungguhnya karena Tuhan jugalah kita sanggup melewati badai kehidupan kita. Mari kita berjalan dalam kepastian iman menghadapi Tahun yang Baru, dengan terus berharap dan bergantung pada pertolongan dan kasih Tuhan. “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” .Yesaya 464 A. HIDUP ADALAH SEBUAH PERJALANAN Setelah Musa meninggal, Tuhan memerintahkan Yosua memimpin umat Israel untuk memasuki dan merebut tanah Kanaan. Tentu saja bagi Yosua, menggantikan seorang yang pemimpin besar dan sangat berpengaruh menjadi sangat tidak mudah. Selain itu umat Israel juga bukanlah komunitas yang mudah untuk dipimpin. Musa sendiri tidak sanggup secara sepenuhnya memimpin dan mengarahkan perjalanan menuju Kanaan dengan lancar. Musa sendiri pada akhirnya tidak diijinkan Tuhan memasuki tanah Kanaan Ulangan 344 karena ketidak taaatan orang Israel kepada Allah. Padahal setiap hari dalam perjalanan menuju kanaan, di tengah gurun Tuhan selalu memberikan makanan dan minuman melalui keajaiban. Selain itu Tuhan juga memberikan tiang awan di siang hari untuk menuntun perjalanan mereka dan memberikan tiang api pada malam hari“TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam“Keluaran 1321. Dengan demikian perjalanan orang Israrel menuju tanah perjanjian sebetulnya tidak akan tersesat, walau pun akhirnya mereka dalam ketidak taatannya harus menempuh padang gurun selama 40 tahun,padahal mereka dapat menempuhnya dalam waktu yang jauh lebih singkat. Ketidaktaatan dapat berdampak pada penundaan atau bahkan pembatalan berkat yang sudah Tuhan sediakan. Jika hidup adalah sebuah perjalanan sangat memerlukan persiapan-persiapan, kalimat Tuhan kepada Yosua adalah “bersiaplah sekarang” berjalan ke negeri yang dijanjikan Tuhan. Ketahui terlebih dahulu kemana tujuannya? Brian Tracy menuliskan “Tidak penting Anda datang darimana, yang penting Anda mau pergi kemana?”Tujuan hidup kita secara umum adalah untuk memuliakan Allah melalui dan di dalam segala detail aspek hidup kita melalui perkataan, perbuatan, ide-ide dan buah pikiran kita. 1 kor 1031; Kol 323.Namun Tuhan sebetulnya menjanjikan Kanaan 2011 kepada setiap orang Kristen, tidak pernah Allah menjanjikan sesuatu yang buruk bagi siapa pun dan kapan pun. Bacaan Alkitab Yosua 11-9 B. JANJI PERLINDUNGAN TUHAN BERJALAN BERSAMA SIAPA? “Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Yosua 15 Kalimat dalam ayat di atas mirip dengan Ibrani 135 “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Penekanan awal berbicara mengenai mencukupkan diri dalam hal uang, memberikan batasan yang jelas pada diri sendiri mengenai rasa cukup, tidak membiarkan hati menjelajah pada keinginan-keinginan yang berlebihan. 1 Timotius 69-10 memberi peringatan kepada semua orang Kristen “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” Bukan berarti orang Kristen tidak memerlukan uang yang banyak atau tidak boleh kaya, setiap orang harus berusaha semaksimal mungkin dalam dalam mengerjakan tugas dan tanggug jawabnya, dan setiap orang menerima setimpal dengan segala usahanya. Asal saja jangan sampai orang Kristen membuat uang menjadi segala-galanya sehingga menjadi berhala yang menjauhkan dirinya dari Tuhan. Janji Tuhan jelas, setiap langkah dan setiap tempat yang akan dijalani akan selalu dalam penyertaan Tuhan dan akan selalu member hasil yang terbaik. Dalam segala keadaan Allah berjanji melindungi dan memelihara hidup orang Kristen, karena Ia tidak akan pernah meninggalkan kita dan tidak akan pernah membiarkan kita. C. JANJI PENEGUHAN TUHAN “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu.” Kalimat ini diulang tiga kali secara progresif mulai dari ayat 6 kemudian pada ayat 7 “Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh,” lalu padaayat 9 “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu kuatkan dan teguhkanlah hatimu?.” Bagi Yosua memang sangat tidak mudah untuk memimpin umat Israel yang telah dikenalnya dengan baik selama ia menjadi asisten Musa, jadi dia tahu betul tantangan dan kesulitannya. Sehingga faktor keteguhan hati menjadi sangat penting dalam mengahadapi tantangan dan kesulitan yang besar itu. Tidak seorang pun akan berhasil mencapai tujuan hidupnya dengan berhasil jika dengan keragu-raguan. Allah sediri tidak senang terhadap orang yang ragu-ragu dan Allah menghendaki, bahkan Allah menegaskannya sebagai sebuah perintah agar kita meneguhkan hati menjalani hidup ini. Hati yan tidak teguh, hati yang tawar, hati yang kecut adalah tanda tidak beriman kepada Allah, tanda tidak percaya pada Allah. Menguatkan hati tidak didasari oleh sekedar penguatan pada pikiran dan perasaan kita semata, Allah juga menegaskan bahwa perjalanan hidup orang Kristen harus berdasarkan ketetapan-ketetapan Allah dalam Firman-Nya “Jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri supaya engkau beruntung kemana pun engkau pergi. Bekal Perjalanan Hidup adalah Firman Tuhan à makanan utama setiap hari sehingga jangan sampai lupa merenungkan Firman Tuhan setiap hari dan harus merenungkannya siang dan malam. Jadi jelas sekali janji keberhasilan hidup bagi semua orang Kristen adalah janji Allah sendiri dengan janji perlindungan dan janji peneguhan dari Allah. Illustrasi – Berjalan Bersama Tuhan Footprints Illustrasi – Berjalan Bersama Tuhan Footprints Semalam aku bermimpi sedang berjalan menyisir pantai bersama Tuhan, Di cakrawala terbentang adegan kehidupanku, Pada setiap adegan aku melihat dua pasang jejak kaki jejak kakiku dan yang sepasang lagi jejak kaki terakhir dari kehidupanku, terhampar di hadapankuAku menoleh kebelakang melihat jejak kaki memperhatikan bahwa berkali-kali sepanjang jalan hidupku ,Terutama pada saat saat paling gawat dan mencekam, hanya terdapat sepasang jejak kaki ini membuat aku benar benar sangat kecewa, maka aku bertanya kepada Tuhan, “Tuhan dimanakah Engkau ?Engkau mengatakan bila aku memutuskan untuk mengikuti Engkau,Engkau akan berjalan bersama aku sepanjang jalan aku memperhatikan bahwa pada saat saat paling gawat dan beban berat menimpa hidupku, hanya ada sepasang jejak kaki aku tidak mengerti mengapa pada waktu aku sangat membutuhkan Engkau, justru Engkau meninggalkan aku.”Tuhan menjawab, “Anak-Ku, engkau sangat berharga di mata-Ku, Aku sangat mengasihi engkau dan Aku tidak akan meninggalkan waktu engkau dalam bahaya, dan dalam penderitaan, engkau tentu hanya melihat sepasang jejak kaki. Karena pada saat itu Aku sedang menggendong engkau.”Margaret Fishback Powers